Tuesday 12 November 2013

Wisuda Magister, Sarjana, Ahli Madya di Balai Sidang JCC 2013

Acara wisuda merupakan acara seremonial yang dilakukan dalam pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh pendidikan pada suatu  universitas. Rangkaian kegiatan yang telah diatur sedemikian teratur dan sedemikian rumitnya, namun pada intinya adalah hanya pemindahan kuncir dari kiri ke kanan, dan acara foto-foto keluarga. 

Tidak ada acara yang lebih mengesankan dalam acara wisuda selain foto-foto bersama keluarga dan sahabat-sahabat terdekat kita. Dengan baju kebanggaan wisudawan-wisudawati berupa baju toga, beserta topi kuncirnya, seolah-olah saat itu kita adalah seorang Raja-Ratu atau Pengantin dalam satu hari spesial itu. Wisudawati dengan pakaian kebaya dan riasan-riasan make-up wajah, dan wisudawan dengan kemeja putih berdasi dan jasnya begitu bangganya dihari itu. Rasanya perjuangan selama beberapa tahun untuk memperoleh gelar akademik berakhir sudah sampai dihari itu.

Ahhh,, itu mungkin gambaran saya ketika menjadi peserta wisuda di Balai Sidang Jakarta Convention Center Senayan yang diadakan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka tanggal 11 November 2013 yang indahnya saja. Kenyataan sebenarnya pada saat acara wisuda tersebut ternyata banyak sekali kekurangan-kekurangan yang tentunya sangat mengecewakan bagi para peserta wisuda beserta orangtua atau wali wisudawan/wisudawati. Ini nih yang saya dan temen-temen alami pada saat acara wisuda yang seharusnya dievaluasi oleh panitia-panitia penyelenggara acara wisuda UHAMKA yang diadakan setiap tahunnya.
  1. Pembagian Toga yang tidak sesuai dengan data pendaftar. Kejadian itu sebelum dilakukannya acara inti sehari sebelum acara dimulai. Banyak peserta yang mendapatkan ukuran Toga yang tidak sesuai dengan pemesanan pada bukti pembayaran/ kwitansi. Berdasarkan apakah panitia melihat data tersebut?? Untuk apa kalo gitu dilakukan pendaftaran dan diberi bukti pengambilan kalo datanya tidak sama?? Sungguh terlalu bukan..
  2. Peserta wisudawan/wisudawati tidak diberi konsumsi. Kebanyakan temen-temen peserta wisuda mengira akan diberikan makanan ringan ketika para peserta wisuda dipindahkan kuncirnya oleh Rektor diatas panggung. Memang ketika para peserta turun dari panggung, masing-masing diberikan bingkisan kantong berlogo UHAMKA. Ternyata isinya hanya beberapa buku dan tidak ada makanan sama sekali. Menyedihkan..
  3. Para orangtua wali peserta wisuda tidak mendapatkan tempat duduk.. Nah, kenapa bisa seperti itu?? Kejadian tersebut dikarenakan di awal acara panitia dengan sembarangan memasukkan keluarga peserta tidak sesuai aturan. Undangan yang seharusnya hanya untuk 2 orang, ayah dan ibu tidak diperhatikan. Panitia dengan seenaknya memasukkan dalam satu peserta wisuda keluarga yang masuk ke gedung ada yang 5 - 6 orang.. Nah loh.. yang dateng belakangan akhirnya gak dapet tempat duduk.
  4. Panitia dengan seenaknya mengatakan " Kami sudah memasang layar biar bisa dilihat oleh para orangtua atau keluarga yang tidak kebagian kursi ". Ini maksudnya apa coba?? Itu kalo gitu gak usah aja ada undangan.. Liat aja dilayar semuanya.. Kasian kan orangtua jauh-jauh dari berbagai daerah mau lihat anaknya secara langsung tapi malah gak bisa.. Panitianya amatir kali yah,,, Keterlaluan emang..
Banyaknya masalah seperti ini seharusnya panitia melakukan introspeksi diri. Coba deh bayangin aja sendiri kita sebagai peserta wisuda, sebagai pengantinnya acara itu bahkan gak dikasih makan.. Memangnya kita harus puasa?? Bayangin aja yang lebih parahnya temen-temen wisudawati yang dari jam 3 pagi sudah berdandan dan berias itu pasti banyak yang belum sarapan.. Bisa dibayangkan laparnya seperti apa?? Dampaknya banyak peserta wisuda yang kabur-kaburan keluar masuk gedung yang mungkin mereka mencari makanan. Alhasil, acara yang seharusnya khusyuk dan fokus menjadi buyar karena para peserta kelaparan mencari makan dan berantakan keluar masuk. Bahkan ada yang langsung pulang ketika sudah dipindah tali kuncir karena tidak dilayani dengan baik.. 

Bagi saya, tulisan ini bukan untuk menjelekkan suatu perguruan tempat saya menyelesaikan Sarjana saya. Tapi ini sebagai keluh kesah, kesan dan pesan yang tidak harus terjadi pada acara penting ini. Harapan saya, walaupun hanya dalam tulisan ini mudah-mudahan ini bisa jadi bahan pertimbangan atau pengetahuan bagi adik-adik kelas saya yang tentu akan mengalami wisuda. Persiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi, jangan sampai mengalami kejadian yang serupa dengan saya dan temen-temen. Minimal kita bisa tau apa yang akan terjadi, dan tindakan apa yang harus kita ambil jika terjadi lagi dengan adik-adik kelas. Syukur-syukur kalo ada yang mengingatkan dan mengkritik panitia penyelenggara wisuda tahunan secara langsung.. Itu lebih tepat menurut saya..


Ricki Subagja 
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment