Wednesday 17 April 2013

Dakwah Lapangan


PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dakwah merupakan serangkaian perjuangan keagamaan yang selalu berkaitan dengan aktivitas managerial  secara professional untuk mempengaruhi, mengajak dan menuntun manusia menuju kebenaran Islam. Dalam Al-Quran Allah berfirman: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)
Kegiatan dakwah mendorong manusia untuk berbuat lebih baik, merupakan suatu proses pengamalan terhadap ajaran agama yang di sampaikan dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan dan dilakukan atas dasar kesadaran akan kewajiban moral setiap individu muslim terhadap agamanya.
Untuk saat ini, situasi dan kondisi atau keadaan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terbentuknya sikap manusia (amer ma’ruf nahi mungkar). Agar tercipta manusia yang amar ma’ruf nahi mungkar maka sangat penting untuk memupuk sikap tersebut sejak dini. Oleh karena itu, kami melakukan dakwah ke panti asuhan.

B.     Tujuan
·         Meningkatkan kecerdasan sosial mahasiswa melalui interaksi langsung dan partisipasinya dalam penyelesaian berbagai masalah sosial.
·         Wadah pembelajaran bagi mahasiswa dan masyarakat untuk berinteraksi dan untuk secara bersama-sama memberdayakan diri dan menemukan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi.
·         Menjembatani antar kebutuhan kaum dhuafa dengan kepedulian kaum aghniya dalam sebuah program pemberdayaan.
·         Mahasiswa dapat belajar kearifan dari sejarah dan pengalaman pengelolaan lembaga-lembaga sosial dalam peran dan partisipasinya memberdayakan masyarakat.
·         Mengembangkan kesadaran dalam diri mahasiswa bahwa ilmu, keahlian, dan keterampilan yang dimilikinya sangat bermanfaat bagi proses pembangunan dan pemberdayaan masyarakat jika ditransformasikan dengan pendekatan-pendekatan yang tepat dan bisa diterima masyarakat.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Pengertian dan Tujuan Da'wah
Da'wah Secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da'wah yang artinya seruan, panggilan, undangan. Secara istilah, kata da'wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Da'wah adalah usaha penyebaran pemerataan ajaran agama di samping amar ma'ruf dan nahi munkar. Terhadap umat Islam yang telah melaksanakan risalah Nabi lewat tiga macam metode yang paling pokok yakni da'wah, amar ma'ruf, dan nahi munkar, Allah memberi mereka predikat sebagai umat yang berbahagia atau umat yang menang .

Dakwah lapangan yang kelompok kami lakukan merupakan  kegiatan pembelajaran bagi mahasiswa yang dilakukan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat, membantu masyarakat menjadi lebih berdaya dan lebih mandiri dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi.  Kegiatan pembelajaran ini dikelola melalui mata kuliah Kemuhammadiyahan.

Adapun mengenai tujuan da'wah, yaitu:
1.      Mengubah pandangan hidup. Dalam QS. Al Anfal: 24 di sana di siratkan bahwa yang menjadi maksud dari da'wah adalah menyadarkan manusia akan arti hidup yang sebenarnya. Hidup bukanlah makan, minum dan tidur saja. Manusia dituntut untuk mampu memaknai hidup yang dijalaninya.
2.      Mengeluarkan manusia dari gelap-gulita menuju terang-benderang. Ini diterangkan dalam firman Allah: "Inilah kitab yang kami turunkan kepadamu untuk mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada terang-benderang dengan izin Tuhan mereka kepada jalan yang perkasa, lagi terpuji." (QS. Ibrahim: 1)

B.     Urgensi dan Strategi Amar ma'ruf Nahi munkar
Dalam Al-Qur'an dijumpai lafadz "amar ma'ruf nahi munkar" pada beberapa tempat. Sebagai contoh dalam QS. Ali Imran: 104: "Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung". Hasbi Ash Siddieqy menafsirkan ayat ini: "Hendaklah ada di antara kamu suatu golongan yang menyelesaikan urusan dawah, menyuruh ma'ruf (segala yang dipandang baik oleh syara` dan akal) dan mencegah yang munkar (segala yang dipandang tidak baik oleh syara` dan akal) mereka itulah orang yang beruntung."

Bila dicermati, ayat-ayat di atas menyiratkan bahwa amar ma'ruf nahi munkar merupakan perkara yang benar-benar urgen dan harus diimplementasikan dalam realitas kehidupan masyarakat. Secara global ayat-ayat tersebut menganjurkan terbentuknya suatu kelompok atau segolongan umat yang intens mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kejelekan. Kelompok tersebut bisa berupa sebuah organisasi, badan hukum, partai ataupun hanya sekedar kumpulan individu-individu yang sevisi. Anjuran tersebut juga dikuatkan dengan hadits Rasulullah: "Jika kamu melihat umatku takut berkata kepada orang dzhalim, 'Hai dzhalim!', maka ucapkan selamat tinggal untuknya."

Hamka berpendapat bahwa pokok dari amar ma'ruf adalah mentauhidkan Allah, Tuhan semesta alam. Sedangkan pokok dari nahi munkar adalah mencegah syirik kepada Allah. Implementasi amar ma'ruf nahi munkar ini pada dasarnya sejalan dengan pendapat khalayak yang dalam bahasa umumnya disebut dengan public opinion, sebab al ma'ruf adalah apa-apa yang disukai dan diingini oleh khalayak, sedang al munkar adalah segala apa yang tidak diingini oleh khalayak. Namun kelalaian dalam ber-amar ma'ruf telah memberikan kesempatan bagi timbulnya opini yang salah, sehingga yang ma'ruf terlihat sebagai kemunkaran dan yang munkar tampak sebagai hal yang ma'ruf.

Konsisnten dalam ber-amar ma'ruf nahi munkar adalah sangat penting dan merupakan suatu keharusan, sebab jika ditinggalkan oleh semua individu dalam sebuah masyarakat akan berakibat fatal yang ujung-ujungnya berakhir dengan hancurnya sistem dan tatanan masyarakat itu sendiri. Harus disadari bahwa masyarakat itu layaknya sebuah bangunan. Jika ada gangguan yang muncul di salah satu bagian, amar ma'ruf nahi munkar harus senantiasa diterapkan sebagai tindakan preventif melawan kerusakan. Mengenai hal ini Rasulullah Saw. memberikan tamsil: "Permisalan orang-orang yang mematuhi larangan Allah dan yang melanggar, ibarat suatu kaum yang berundi di dalam kapal. Di antara mereka ada yang di bawah. Orang-orang yang ada di bawah jika hendak mengambil air harus melawati orang-orang yang ada di atas meraka. Akhirnya mereka berkata 'Jika kita melubangi kapal bagian kita, niscaya kita tidak akan mengganggu orang yang di atas kita'. Jika orang yang di atas membiarkan mereka melubangi kapal, niscaya semua akan binasa. Tetapi jika orang yang di atas mencegah, maka mereka dan semuannya akan selamat."

Suatu kaum yang senantiasa berpegang teguh pada prinsip ber-amar ma'ruf nahi munkar akan mendapatkan balasan dan pahala dari Allah Swt. yang antara lain berupa:
1.         Ditinggikan derajatnya ke tingkatan yang setinggi-tingginya (QS. Ali Imran: 110).
2.         Terhindar dari kebinasaan sebagaimana dibinasakannya Fir'aun beserta orang-orang yang berdiam diri ketika melihat kedzalimannya.
3.         Mendapatkan pahala berlipat dari Allah sebagaimana sabda Nabi Saw.: "Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari kiamat, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun".
4.         Terhindar dari laknat Allah sebagai mana yang terjadi pada Bani Isra'il karena keengganan mereka dalam mencegah kemunkaran. (QS. Al-Maidah: 78-79).

Secara prinsipil seorang Muslim dituntut untuk tegas dalam menyampaikan kebenaran dan melarang dari kemunkaran. Rasul Saw. bersabda: "Barang siapa di antara kamu menjumpai kemunkaran maka hendaklah ia rubah dengan tangan (kekuasaan)nya, apabila tidak mampu hendaklah dengan lisannya, dan jika masih belum mampu hendaklah ia menolak dengan hatinya. Dan (dengan hatinya) itu adalah selemah-lemahnya iman". Hadits ini memberikan dorongan kepada orang Muslim untuk ber-amar ma'ruf dengan kekuasaan dalam arti kedudukan dan kemampuan fisik dan kemampuan finansial. Amar ma'ruf dan khususnya nahi munkar minimal diamalkan dengan lisan melalui nasihat yang baik, ceramah-ceramah, ataupun khutbah-khutbah, sebab semua. Muslim tentunya tidak ingin bila hanya termasuk di dalam golongan yang lemah imannya.

Da'wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan metode yang tepat akan menghantarkan dan menyajikan ajaran Islam secara sempurna. Metode yang di terapkan dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar tersebut sebenarnya akan terus berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat yang dihadapi para da'i. Amar ma'ruf dan nahi munkar tidak bertujuan memperkosa fitrah seseorang untuk tunduk dan senantiasa mengikuti tanpa mengetahui hujjah yang dipakai, tetapi untuk memberikan koreksi dan membangkitkan kesadaran dalam diri seseorang akan kesalahan dan kekurangan yang dimiliki.

Ketegasan dalam menyampaikan amar ma'ruf dan nahi munkar bukan berarti menghalalkan cara-cara yang radikal. Implementasinya harus dengan strategi yang halus dan menggunakan metode tadarruj (bertahap) agar tidak menimbulkan permusuhan dan keresahan di masyarakat. Penentuan strategi dan metode amar ma'ruf nahi munkar harus mempertimbangkan kondisi sosial masyarakat yang dihadapi. Jangan sampai hanya karena kesalahan kecil dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar justru mengakibatkan kerusakan dalam satu umat dengan social cost yang tinggi.

Dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar hendaknya memperhatikan beberapa poin yang insya Allah bisa diterapkan dalam berbagai bentuk masyarakat:
1.      Hendaknya amar ma'ruf nahi munkar dilakukan dengan cara yang ihsan agar tidak berubah menjadi penelanjangan aib dan menyinggung perasaan orang lain. Ingatlah ketika Allah berfirman kepada Musa dan Harun agar berbicara dengan lembut kepada Fir'aun (QS. Thaha: 44).
2.      Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum memperbaiki orang lain seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan berbenah diri, sebab cara amar ma'ruf yang baik adalah yang diiringi dengan keteladanan.
3.      Menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar disandarkan kepada keihklasan karena mengharap ridla Allah, bukan mencari popularitas dan dukungan politik.
4.      Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan menurut Al-Qur'an dan Al-Sunnah, serta diimplementasikan di dalam masyarakat secara berkesinambungan.

Dalam menyampaikan da'wah amar ma'ruf nahi munkar, para da'i dituntut memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, baik kepada Allah maupun masyarakat dan negara. Bertanggung jawab kepada Allah dalam arti bahwa da'wah yang ia lakukan harus benar-benar ikhlas dan sejalan dengan apa yang telah digariskan oleh Al Qur'an dan Sunnah. Bertanggung jawab kepada masyarakat atau umat menganduang arti bahwa da'wah Islamiyah memberikan kontribusi positif bagi kehidupan sosial umat yang bersangkutan. Bertanggung jawab kepada negara mengandung arti bahwa pengemban risalah senantiasa memperhatikan kaidah hukum yang berlaku di negara dimana ia berda'wah. Jika da'wah dilakukan tanpa mengindahkan hukum positif yang berlaku dalam sebuah negara, maka kelancaran da'wah itu sendiri akan terhambat dan bisa kehilangan simpati dari masyarakat.

C.     Metode Dakwah (Thariqah)
Metode adalah cara tertentu yang dapat ditempuh untuk mencapai satu tujuan. Metode dakwah, berarti suatu cara dalam melakukan kegiatan dakwah secara sistematis yang dapat dilakukan oleh seorang da’i dalam melaksanakan tugas dakwahnya, seperti: ceramah (retorika), tanya jawab, percakapan antar pribadi (individual converence), pendidikan dan pengajaran Islam dan lain sebagainya.

Keberadaan metode dakwah adalah unsur yang sangat erat kaitannya dengan media dakwah (wasilat al da’wah). Jika wasilah merupakan alat yang dipergunakan untuk menyampaikan ajaran Islam, maka metode (thariqah) adalah cara cara yang digunakan dalam melaksanakan aktifitas dakwah.

Diantara beberapa metode yang dapat digunakan dalam kegiatan dakwah dan upaya penyebaran nilai-nilai keislaman, antara lain seperti yang telah disebutkan dalam Al Qur'an:Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (Qs. An Nahl: 125).
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa ada tiga metode dakwah yang dapat digunakan oleh seorang da'i dalam menyampaikan pesan dakwahnya yaitu:
1.      Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Sehingga dalam menjalankan ajaran ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi terpaksa atau keberatan.
2.      Mauidzhah Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasehat-nasehat atau menyampaikan ajaran ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasehat dan ajaran Islam yang disampaikan dapat menyentuh hati mereka.
3.      Mujadalah, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran atau membantah dengan cara yang sebaik baiknya tanpa mendiskridetkan posisi mad’u 





BAB III
LAPORAN KEGIATAN

A.    Judul Kegiatan               : Kunjungan Panti Asuhan “Mizan Amanah”
B.     Hari, Tanggal Kegiatan : Minggu, 03 Juni 2012
C.     Laporan Keuangan       :
1.      Pemasukan
No.
Keterangan
Jumlah
1.
Infaq Mahasiswa
Rp    250.000
2.
Donatur
Rp    310.000
Saldo
Rp    560.000
2.      Pengeluaran
No.
Keterangan
Jumlah
1.
Makan siang @15 x 7.000
Rp   105.000
2.
Infaq ke Yayasan Mizan Amanah
Rp   250.000
3.
Santunan @10 x 20.000
Rp   200.000
Saldo
Rp   5.000


D.    Susunan Acara:
Waktu (WIB)
Kegiatan
09.00-10.00
Pembukaan (Pembacaan Al-Quran, sambutan Ketua Panti Asuhan Mizan Amanah)
10.00-11.30
Pemutaran film “Taree Zamen Par” (tentang perjuangan anak), dan tanya jawab/diskusi
12.00-13.00
ISHOMA ( istirahat, solat, makan )
13.00-14.40
Games (menyusun korek api), pembagian santunan, penutupan Ketua Panti Asuhan Mizan Amanah dan perwakilan mahasiswa



Pada tanggal  03 Juni 2012, kelompok kami mengadakan dakwah lapangan ke panti asuhan  Mizan Amanah yang berlokasi di Jl. Perumnas Raya No. B10 /3 Duren Sawit, Jakarta Timur. Acara dimulai pada jam 09.00 WIB dengan pembacaan Al-Quran dan sambutan dari ketua panti, yaitu bapak Abi Nurdin.

Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan pemutaran film yang berjudul “Taree Zamen Par” yang artinya “Setiap Anak Istimewa”. Dalam film tersebut diceritakan tentang perjuangan seorang anak yang mengalami penyakit disleksia. Disleksia adalah kesulitan membaca pada seseorang yang tidak sesuai dengan kemampuan kognitif orang tersebut atau tidak sesuai dengan usia, tingkat kepandaian dan tingkat pendidikan. Dengan adanya pemutaran film tersebut, kami mengharapkan agar anak-anak dapat termotivasi untuk terus belajar . setelah pemutaran film, kami mengadakan tanya jawab serta diskusi tentang film tersebut. Kemudian shalat Dzuhur berjamaah dan makan siang.

Setelah makan siang, kami mengadakan games menyusun korek api sesuai dengan gambar yang kami berikan. Pada prakteknya, anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok dan masing-masing kelompok diberi waktu selama 1 menit untuk melihat gambar susunan korek api yang telah kami siapkan untuk kemudian dibuat susunannya sesuai gambar. Setelah games berakhir, kami mulai membagikan santunan dan beberapa kado untuk anak-anak. Anak-anak juga menampilkan tarian yang diajarkan di panti, walaupun mereka menampilkannya merasa malu-malu dan kemudian dilanjutkan dengan penutupan oleh ketua panti asuhan Mizan Amanah dan perwakilan mahasiswa.


BAB IV
PENUTUP

Dakwah adalah kata yang pastinya (atau seharusnya) akrab di telinga kita. Sedikit waktu seharusnya dapat kita luangkan untuk berdakwah karena sebanyak 24 jam waktu yang Allah berikan pada hamba-Nya setiap hari. Berikut ini sedikit kata-kata tentang dakwah, yang semoga dapat memotivasi kita untuk terus berdakwah agar tercipta manusia yang senantiasa amer ma’ruf nahi mungkar.

Tentang Dakwah
dakwah itu memberi bukan meminta
dakwah itu berbicara militansi bukan kemalasan
dakwah itu profesional bukan asal-asalan
dakwah itu mengenai ketaatan bukan suudzon yang mengacaukan barisan
di jalan dakwah ini orang berhimpun
dalam satu tujuan untuk mencurahkan mahabbah pada Rabbnya
bersatu dalam membela agama dan syariat-Nya
ya Allah masukkanlah aku dalam kalifah dakwah - Mu
karena Syurga Allah  hanya bisa ditebus dengan perjuangan
bergeraklah, tulang-tulang perkasa!!!

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment