Monday 27 May 2013

Enzim Lipase

Triasil Gliserol Hidrolase atau lipase merupakan suatu asil hidrolase yang bersifat dapat larut dengan baik dalam air. Lipase memiliki peranan yang penting dalam pencernaan suatu senyawa lemak. Enzim ini mengkatalisis reaksi hidrolisis lemak dan minyak dengan cara memutuskan rantai panjang trigliserida pada lemak menjadi bentuk lipid polarnya.

Enzim lipolitik  ini juga mampu mengkatalisis berbagai macam reaksi, seperti hidrolisis, esterifikasi, alkoholisis, dan aminolisis. Lipase dapat diproduksi oleh berbagai jenis mikroba, seperti Pseudomonas aeruginosa, Serratia narcescens, Staphylococus aureus dan Bacillus subtilis. Contoh reaksinya pada gambar berikut :

Trigliserid + 2H2O        2 – Monogliserid + 2 Asam lemak

Lipase bekerja pada persinggungan perhubungan antara air dan molekul trigliserid, dan absorpsi interfasial enzim merupakan langkah penting dalam proses katalisis.
Lipase lipoprotein adalah enzim yang menghidrolisis trigliserid dalam kilomikron dan VLDL yang bersirkulasi. Enzim ini mungkin bekerja pada permukaan sel endotelial kapiler. Enzim tersebut diaktifkan oleh apoprotein C – II, satu dari protein berberat molekul rendah yang ada dalam VLDL dan HDL. Lipase lipoprotein ada dalam berbagai jaringan, termasuk jaringan adipose, kelenjar mama, dan jantung (Rex Montgomery et al.1993).
Lipase juga dapat mengkonversi bahan minyak nabati menjadi metal ester ( biodiesel ) dengan tingkat kemurnian yang tinggi karena gliserol dapat dengan mudah dipisahkan. Penggunaan lipase dipilih karena keaktifannya untuk reaksi yang berulang dan penggunaan enzim atau selnya dapat dalam bentuk imobil.
Salah satu kendala utama trasnsesterifikasi dengan katalis lipase adalah gliserol yang dihasilkan dapat secara kompetitif akan menghambat aktivasi lipase dengan menutup permukaan sisi aktifnya.
Enzim lipase dalam cairan pangkreas berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol dan diasilgliserol. Aktivitas enzim lipase dapat bertambah dengan adanya ion Ca2+ asam empedu, dan bekerja pada pH 7,0 sampai 8,8. Pemecahan lemak dalam pangkreas dibantu garam empedu yang berfungsi sebagai emulgator, maka lemak dipecah-pecah menjadi partikel-partikel kecil. Pemecahan lemak dalam usus tidak berlangsung secara sempurna menjadi gliserol dan asam lemak, tetapi masih terdapat digliserida dan monogliserida hasil samping gliserol dan asam lemak.
Lemak terserap oleh tubuh dalam bentuk trigliserida yang mengandung satu molekul monogliserida dan dua molekul asam lemak bebas, apabila aktivitas enzim lipase meningkat akan meningkatkan penyerapan monogliserida dan asam lemak yang berpengaruh pada obesitas, sehingga perlu menghambat proses absorpsi lemak dengan menghambat aktivitas enzim (Rahardjo 2005).
Pada dasarnya sumber – sumber lipase dapat dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu dari mamalia, tumbuhan, dan mikroba. Lipase yang berasal dari mamalia dikelompokkan menjadi :
1)      Lipase pada sistem pencernaan, seperti lingual, lambung, dan pankreas.
2)      Lipase pada jaringan, seperti hati, paru – paru, jantung dan ginjal.
3)      Lipase dalam air susu.
Lipase yang bersumber dari tanaman, dikelompokkan kedalam tiga jenis yaitu :
1)      Triasilgliserol lipase, terdapat pada tanaman jagung, minyak sawit, kacang, beras, dan kentang.
2)      Silhidrolase, dapat diperoleh dari tanaman kentang.
3)      Phospolipase, dapat diperoleh pada tanaman seledri,kol, dan kacang.
4)      Liphospolipase, terdapat dalam tanaman gandum.
Sedangkan lipase yang dihasilkan oleh mikroba dibedakan menjadi tiga jenis sumber, yaitu :
1)      Bakteri, seperti lipase Staphylococus aureus, Bacillus, Pseudomonas,dan Miraxella.
2)      Kapang, seperti lipase Penicillium camberti, Geotrichum candidum, dan Mucor meihei.
3)      Khamir, seperti lipase Candida antartika,C. rugosa, dan C. cylindraceae.

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment