Sunday 19 May 2013

Penyakit Malaria

Sejarah
Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Klinik penyakit malaria adalah khas, mudah dikenal, karena demam yang naik turun dan teratur disertai menggigil, maka pada waktu itu sudah dikenal febris tersiana dan febris kuartana. Disamping itu terdapat kelainan pada limfa, yaitu splenomegali, limfa membesar dan menjadi keras, sehingga dahulu penyakit malaria disebut demam kura.

Meskipun penyakit ini selah diketahui sejak lama, penyebabnya belum diketahui. Dahulu diduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh hukuman dewa - dewa karena waktu itu ada wabah disekitar kota Roma. Ternyata penyakit itu banyak terdapat didaerah rawa - rawa yang mengeluarkan bau busuk disekitarnya, maka penyakitnya disebut malaria ( mal area = udara busuk ).

Baru pada abad 19, Laveran melihat bentuk pisang dalam darah seorang penderita malaria. Kemudian diketahui bahwa malaria ditularkan oleh nyamuk yang banyak terdapat dirawa - rawa.

Hospes
Parasit malaria termasuk genus Plasmodium. Pada manusia terdapat 4 spesies : Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale.

Pada kera ditemukan spesies - spesies parasit malaria yang hampir sama dengan parasit manusia, antara lain : Plasmodium cynomolgi menyerupai Plasmodium vivax, Plasmodium knowlesi menyerupai Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae, Plasmodium rodhaini pada chimpanzee di Afrika dan Plasmodium brasiliarum pada kera di Amerika Selatan sama dengan Plasmodium malariae pada manusia. Manusia dapat diinfeksi oleh parasit malaria kera secara alami dan secara eksperimental, begitupun sebaliknya dapat terjadi.

Daur Hidup
Daur hidup keempat spesies malaria pada manusia umumnya sama. Proses ini terjadi dari fase seksual eksogen ( sporogomi ) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual ( skizoponi ) dalam badan hospes vertebrata.

Cara Infeksi
Waktu antara nyamuk menghisap darah yang mengandung gametosit sampai mengandung sporozoit


 dalam kelenjar liurnya, disebut masa tunas ekstrinsik. Sporozoit dalam kelenjar liurnya, disebut masa tunas ekstrinsik. Sporozoit adalah bentuk infektif. Infeksi dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu : secara alami melalui vektor bila sporozoit dimasukkan ke dalam badan manusia dengan tusukan nyamuk, dan secara induksi, yaitu bila stadium aseksual dalam eritrosit secara tidak sengaja masuk dalam badan manusia melalui darah, misalnya dengan transfusi, suntikan atau secara kongenital ( bayi baru lahir mendapat infeksi dari ibu yang menderita malaria melalui darah plasenta ), atau secara sengaja untuk pengobatan berbagai penyakit; demam yang timbul dapat menunjang pengobatan berbagai penyakit, seperti lues dan sindrom nefrotik.


Patologi dan Gejala Klinik
Perjalanan penyakit malaria terdiri dari serangan demam yang disertai oleh gejala lain diselingi oleh periode bebas penyakit. Gejala khas demamnya adalah periodisitasnya.

Masa tunas intrinsik pada malaria adalah waktu antara sporozoit masuk dalam badan hospes sampai timbulnya gejala demam, biasanya berlangsung antara 8 - 37 hari, tergantung pada spesies parasit, pada beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat imunitas hospes. Di samping itu juga tergantung pada cara infeksi, yang mungkin disebabkan oleh tusukan nyamuk atau secara induksi, misalnya melalui transfusi darah yang mengandung stadium aseksual.

Masa prapaten berlangsung sejak saat infeksi sampai ditemukan parasit malaria dalam darah untuk pertama kali, karena jumlah parasit telah melewati ambang mikroskopik.

Masa tunas intrinsik parasit malaria yang ditularkan oleh nyamuk kepada manusia adalah 12 hari untuk malaria falsiparum, 13 - 17 hari untuk malaria vivaks dan ovale dan 28 - 30 hari untuk malaria malariae ( kuartana ).

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment