Tuesday 22 October 2013

Renungan : Selalu Siap Diambil Pemiliknya

" Dan setiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila ajal telah datang kepada mereka, sedikitpun mereka tidak akan mampu memundurkannya barang sesaat dan juga tak dapat memajukannya." (QS Al-A'raaf 7 : 34)

Sungguh tidak lucu dan menyebalkan jika kita menitipkan motor kepada seseorang, lalu orang tersebut begitu senang memamerkannya, seolah-olah barang itu miliknya. 

Terlebih, ketika kita akan mengambilnya, dia berusaha menahan dengan segala cara, seakan tidak boleh diambil kembali. Bahkan, ketika sudah berhasil kita bawa pulang, dia tampak uring-uringan, dongkol dan merana, padahal sama sekali bukan miliknya. Sungguh, tidak lucu sama sekali.

Nah, orang yang belum memiliki keyakinan bahwa segalanya hanyalah titipan Allah, akan serba ketakutan. Kalau belum ada, takut tidak kebagian, kalau sudah ada, takut kehilangan.

Persis seperti orang yang bersandar pada sebuah kursi. Tentu saja, dia sangat takut jika kursi itu digeser, karena dia akan jatuh terpelanting. Berbeda halnya dengan orang yang berdiri tegak dan mantap; justru kursilah yang bersandar pada dirinya. Dengan begitu, dia tak pernah takut kehilangan apa pun, karena dia tak bersandar pada apapun.

Begitulah orang yang hanya bersandar kepada Allah dan tak bersandar kepada dunia ini, dia tak takut kehilangan apa pun selain kehilangan ridha Allah. Baginya, dunia ini terserah Pemiliknya; mau diberi, ditahan, ataupun diambil. Dia yakin bahwa sang Pemilik sudah punya perencanaan dan perhitungan yang Maha Cermat, yang tak akan salah dan meleset sedikit pun. Baginya, hal terpenting adalah cara menyikapi " ada dan tiada ", sambil tetap dalam ridha Allah Swt.

Segalanya pasti ada ajalnya. Hanya Allah yang kekal. Ban pasti meletus, piring dan gelas akan pecah, lampu akan mati, kompor akan rusak. Segalanya merupakan bagian dari perputaran " ladang rezeki " dan " ladang amal " dari Allah Swt bagi hamba-hamban-Nya yang mengerti hikmah dibalik semua kejadian.

Tiada kesedihan dan kedukaan akibat "tiada", ataupun kesombongan karena "ada". Semuanya dikemas menjadi ladang ibadah dan taqarrub kepada Allah semata. Wallahua'lam.

Sumber : Zikrul Maut (Abdullah Gymnastiar)
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment